Look

Senin, 05 Juli 2010

Ketika Pilihan Tak Seindah Harapan





Oleh: Joni Lis Efendi

Penulis buku My Strawberry (Abdika, 2010)

Jika pilihan itu hanya mengandalkan logika hati dan desiran suara hati yang terkontaminasi keserakahan dan ketamakan, pantaskah kita mengatakan telah membuat keputusan terbaik atau telah memilih pilihan yang paling benar? Padahal nyatanya tidak sedikit tangis yang meledak setelah pilihan dijatuhkan, ternyata itu bukanlah yang terbaik. Bukan satu atau dua orang yang menyesali mengambil sebuah keputusan atau pilihan, ternyata keputusan dan pilihannya itu jutsru telah mengkhianati dirinya sendiri.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan belum jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Kita memiliki akal dan pikiran, nafsu, dan hati nurani sehingga memiliki banyak pilihan dan perbandingan. Namun semua yang ada pada diri kita banyak kebatasannya. Kita butuh orang lain untuk menupang kesuksesan hidup kita. Begitu juga untuk mereguk kebahagian, juga harus melibatkan orang lain, apakah itu orang tua, istri/suami, anak-anak, teman, sahabat, mitra bisnis atau rekan kerja. Tapi jika untuk mendapatkan pilihan yang terbaik dan yang mampu menenangkan hati, sandarkan semuanya kepada Allah.

Shalat istikharalah dua rakaat, dalam kekhusyukan hati mintalah ketetapan hati untuk merengkuh pilihan terbaik atas keridhaan-Nya. Beres. Jika ternyata itu tidak sesuai dengan harapan, Anda akan jauh lebih tenang dan tanpa perlu membuang energi penyesalan apalagi linangan air mata. Karena Anda yakin bahwa Allah lebih tahu apa yang terbaik yang akan diberikan-Nya sebagai ganti. Berita bahagianya, jika Anda ikhlas menerima qada dan qadar dari Allah, Anda berhak untuk mendapatkan pahala yang lebih baik dari emas sebesar gunung uhud. Wallahu a'lam bish-shawab.

Mari kita belajar dari perjalanan mulia Rasulullah Saw yang terusir dari kampung halaman, tanah kelahirannya demi membela dakwah dan tegaknya kalimat Allah di muka bumi. Demi pilihan yang telah Nabi Saw kukuhkan dalam menyebarkan dakwah Islam, beliau ikhlas harus menegak semua kepahitan dan kegetiran dalam menegakkan Dinul Islam. Beliau diusir dari Makkah dengan diburu-buru oleh orang-orang kafir Quraisy. Abu Bakar ra. demikian cemasnya ketika mereka bersembunyi dalam gua selama tiga hari tiga malam. Padahal orang-orang kafir Quraisy telah sampai ke tempat mereka dan persis tepat ada di atas mereka. Namun Allah menyelamatkan kekasihnya, Rasulullah Saw dan sahabatnya Abu Bakar ra sampai ke Yatsrib, Madinah.

Bacalah riwayat imam mashab, Ahmad bin Hanbal yang pernah dipenjara dan dihukum dera lantaran mempertahankan pendirian imannya dari fitnah besar waktu itu. Beliau lebih memilih iman dan ilmu di atas kebodohan orang-orang yang mengatakan Al-Quran adalah makhluk. Allah pun memuliakannya, orang-orang pun mencintainya. Ibnu Taimiyyah dikerangkeng bertahun-tahun dalam jeruji penjara, tetapi beliau justru banyak menulis karya-karya besar. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah dia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Ketika pilihan semata-mata disandarkan kepada kehendak-Nya dengan segenap hati dan sepenuh ikhlas, Allah akan memberikan yang terbaik. Pilihan yang terbaik menurut Allah, adalah yang sebaik-baiknya bagi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar